Keajaiban Thawaf Mengelilingi Kabah Bagi Alam Semesta

Misteri Thawaf dan Keseimbangan Alam Semesta - Saat melaksanakan ritual ibadah di mesjidil Harom baik Haji maupun Umroh Tak ada pembeda status sosial, jabatan, harta, warna kulit, asal usul, semua ditanggalkan begitu saja. Orang yang melaksanakan ibadah tersebut hanya mengenakan kain ihram putih, tanpa jahitan, sebagai simbol persamaan derajat di hadapan Allah SWT. Selain itu sebagai pengingat bahwa manusia terlahir demikian sama dan akan berpulang dalam keadaan seadanya pula.

Keajaiban thawaf mengelilingi Ka'bah berawal dari salah satu sudut ada batu hitam bernama Hajar Aswad, lautan manusia lebih dari dua juta orang bergerak searah, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, hingga berakhir di sudut yang sama. Membentuk pola lingkaran 360 derajat, yang bergerak melawan arah jarum jam, berporos pada satu titik.

Tak hanya sekadar rukun yang harus dipenuhi dalam ibadah haji, ritual Tawaf yang dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah memiliki makna yang dalam: begitulah seluruh alam semesta bergerak. "Ritual tawaf adalah simbol ketaatan alam semesta kepada Sang Pencipta, yaitu senantiasa melakukan gerak berputar," jelas Profesor Riset Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin.

Tawaf, menurut dia, sama halnya dengan gerak Bumi berputar pada porosnya yang mengitari Matahari, Bulan mengitari Bumi, seperti bagaimana Bumi dan planet lain mengitari Sang Surya dalam kesatuan galaksi. Seperti planet lain di luar tata surya mengitari bintangnya. Dengan segala keteraturannya. Doktor lulusan Department of Astronomy, Kyoto University, Jepang itu menambahkan, jumlah tawaf sebanyak tujuh kali juga menjadi simbol tak terhingga dari simulasi gerak alam semesta. "Mengapa tujuh? Simbol tujuh itu juga berarti alam semesta ini bergerak secara terus-menerus, tanpa henti," kata dia.

Senada, Prof. Dr. Ahmad Fouad Pasha dari Kairo University berpendapat, tawaf adalah hukum kosmis. "Penemuan-penemuan ilmiah membuktikan kita hidup di alam semesta yang tergantung pada revolusi: Bumi mengitari Matahari sekali dalam setahun, Bulan mengelilingi Bumi secara teratur, demikian halnya dengan satelit planet lain," kata dia seperti dimuat situs Quran & Science.

Hukum revolusi juga berlaku pada atom, satuan terkecil benda yang bisa dilihat dengan mikroskop. Sebuah atom terdiri atas inti yang berdiameter kurang dari sepersejuta milimeter atau nukleus --yang dikelilingi elektron-elektron yang berputar dalam jarak tertentu. Karena semua materi di alam semesta, baik padat, cair, atau gas, terdiri atas atom, ini berarti bahwa hukum revolusi berlaku untuk semuanya: bintang, planet, bulan, hewan, tumbuhan, pasir, laut, udara, semua benda.

Dia menambahkan, Ka'bah adalah pusat spiritual dari orang-orang beriman. Mengacu pada ikatan seorang hamba dengan Tuhannya. Tak hanya ketika berhaji, pemeluk Islam juga salat menghadap Ka'bah setidaknya lima kali dalam sehari. Dari segala penjuru dunia, menghadap ke satu titik.

Keajaiban misteri aneh lainnya yang baru-baru ini ditemukan tentang fenomena thawaf mengelilingi Ka'bah dari sebuah penemuan fakta ilmiah ini terkait batu hajar aswad di ka'bah yang sangat mengejutkan semua orang. Prof Lawrence E Yoseph dalam tulisan buku nya : SUNGGUH KITA BERHUTANG BESAR KEPADA ORANG ISLAM.

Encyclopedia Americana menulis : Sekiranya orang-orang Islam berhenti melaksanakan thawaf atau pun shalat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran / rotasi bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yang berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi memencarkan gelombang elektromagnetik.

Menurut hasil penelitian dari 15 Universitas yang menunjukkan Hajar Aswad adalah batu meteor yang mempunyai kadar logam yang sangat tinggi, yaitu 23.000 kali dari baja yang ada. Beberapa astronot yang mengangkasa melihat suatu sinar yang teramat terang mememancar dari bumi, dan setetlah diteliti ternyata bersumber dari Bait Allah atau Ka'bah. Super konduktor itu adalah Hajar Aswad, yang berfungsi bagai mikrofon yang sedang siaran dan jaraknya mencapai ribuan mil jangkauan siarannya.

Prof Lawrence E Yoseph - Fl Whiple menulis : "Sungguh kita berhutang besar kpd orang Islam, shalat, tawaf dan tepat waktu menjaga super konduktor itu" Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Illaha illallah, Allahu Akbar.

Betapa bergetar hati kita melihat dahsyatnya gerakan thawaf haji & Umroh. Tulisan ini bisa menjawab fitnah & tuduhan jahiliyah yang tak didasari ilmu pengetahuan yaitu mengapa kaum Muslimin shalat ke arah kiblat dan bahwa umat Islam di anggap menyembah Hajar Aswad. Tanpa ka'bah dunia akan berhenti berputar. Wallahu a'lam, hanya Allah Yang Maha Tahu.
Demikian fakta penemuan unik terkait ibadah thawaf mengelilingi ka'bah pada ritual haji maupun umroh dalam syari'at Islam.

Pandangan Mitologi Jawa Tentang Makkah

Penemuan unik ini datang dari mitologi pandangan orang-orang jawa terdahulu tentang Makkah. Peneliti Islamologi asal Belanda Martin van Bruinessen tak hanya menelusuri data sejarah soal orang orang Nusantara naik haji, juga mengkaji persepsi pandangan mitos orang Nusantara kepada kota Makkah di masa lalu. Dalam tulisan sebuah buku Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci: Orang Nusantara Naik Haji’, Martin mengumpulkan data yang menarik soal hal tersebut.

Menurut Martin, dalam kosmologi Jawa, seperti halnya banyak kosmologi Asia Tenggara lainnya, pusat-pusat kosmis, titik temu antara dunia fana kita dengan alam supranatural, memainkan peranan sentral. Kuburan para leluhur, gunung, gua, dan hutan tertentu serta tempat 'angker' lainnya tidak hanya diziarahi sebagai ibadah saja tetapi juga dikunjungi untuk mencari ilmu ('ngelmu) alias kesaktian dan legitimasi politik ('wahyu' - istilah yang dipinjam kerajaan Mataram dari Islam dengan mengubah artinya). Setelah orang Jawa mulai masuk Islam,

Makkah lah yang tentu saja dianggap sebagai pusat kosmis utama. Bukankah Makkah merupakan kiblat bagi seluruh umat Islam, bukankah di sana turun wahyu kepada Nabi, bukankah tanah suci merupakan pusatkeilmuan Islam?. Sebetulnya, pada masa itu ada berbagai pusat keilmuan lain yang tidak kalah dibandingkan dengan Makkah dan Madinah, tetapi orang Asia Tenggara mencarinya di Tanah Suci ini. Kita tidak tahu kapan orang Jawa yang pertama  naik haji, tetapi menjelang pertengahan abad ke- 17 raja-raja Jawa mulai mencari legitimasi politik di Makkah.

Pada tahun 1630-an, raja Banten dan raja Mataram, yang saling bersaing, mengirim utusan ke Makkah untuk, antara lain, mencari pengakuan dari sana dan meminta gelar 'Sultan'. Agaknya raja-raja tersebut beranggapan bahwa gelar yang diperoleh dari Makkah akan memberi sokongan supranatural terhadap kekuasaan mereka. Sebetulnya, di Makkah tidak ada instansi yang pernah memberi gelar kepada penguasa lain. Para raja Jawa tadi rupanya menganggap bahwa Syarif Besar, yang menguasai Haramain (Makkah dan madinah) saja, memiliki wibawa spiritual atas seluruh Dar al-Islam.

Rombongan utusan dari Banten pulang pada tahun 1638 (sedang yang dari Mataram baru sampai pada tahun 1641). Selain gelar Sultan mereka membawa berbagai hadiah dari Syarif Besar kepada sang raja: antara lain suatu potongan dari kiswah, kain hitam yang menutup Ka`bah dan yang setiap tahun diperbaharui - yang tentu saja dianggap sebagai jimat yang sangat mangkus.

Beberapa puluh tahun kemudian, pada tahun 1674, untuk pertama kalinya seorang pangeran Jawa juga naik haji. Ia adalah putra Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), AbdulQahhar, yang belakangan dikenal sebagai Sultan Haji. Fungsi haji sebagai legitimasi politik terlihat jelas sekali dalam Sajarah Banten, babad yang dikarang pada paroh kedua abad ke-17.

Menurut sejarah legendaris ini, pendiri dinasti Islam di Banten, Sunan Gunung Jati, naik haji bersama dengan anak dan penggantinya, Hasanuddin, setelah mereka bertapa di berbagai gunung (pusat kosmis!) di Jawa Barat. Dari Sajarah sendiri sudah jelas bahwa haji mereka bukan suatu perjalanan biasa, dengan naik perahu dan sebagainya.Mereka sebagai wali mencapai Makkah dengan cara lain, yang tak patut diungkapkan.

Perjalanan haji ini digambarkan lebih lanjut dalam karya berbahasa Melayu, Hikayat Hasanuddin, yang dikarang sekitar 1700. Sunan Gunung Jati mengajak anaknya: "Hai anakku ki mas, marilah kita pergi haji, karena sekarang waktu orang naik haji, dan sebagai pula santri kamu tinggal juga dahulu di sini dan turutlah sebagaimana pekerti anakku!"

Setelah sudah ia berkata-kata, maka lalulah ia berjalan dengan anaknya dan dibungkusnya dengan syal. Maka tiada beberapa lamanya di jalan lalu ia sampaidi Makkah, maka lalu di Masjidul Haram. Serta sampai di Masjidul Haram maka lalu dikeluarkannya anaknya dari dalam bingkisan, lalu sama-sama ia thawaf ke Baitullah serta diajarnya pada kelakuan thawaf dan do'anya sekalian, serta mencium pada hajarul aswad, dan ziarat kepada segala syaikh, dan diajarkannyarukun haji dan kesempurnaan haji.

Setelah sudah ia mendapat haji, maka lalu ia ziarat kepada Nabiyullah Khidhir. Setelah sudah ia ziarat kepada Nabiyullah Khidhir itu, lalu ia pergi ke Medinah serta mengajarkan anaknya ilmu yang sempurna, beserta dengan bai'at demikianlah silsilah dan wirid dan tarekat Naqsyabandiyah serta dzikir dan talkin dzikir [dan] khirqah serta syughul...

Selain dua tokoh sejarah ini, masih banyak tokoh lain yang belakangan, untuk meningkatkan kharisma mereka, disebut telah naik haji secara supranatural. Di sebuah gua besar di Pamijahan (Tasikmalaya Selatan), salah satu pusatpenyebaran tarekat Syattariyah di pulau Jawa, para juru kunci masih menunjukkan sebuah lorong sempit yang konon dilalui Syaikh Muhyiddin untuk pergi ke Makkah setiap hari Jumat. Di Cibulakan (Pandeglang, Banten) ada sumur yang konon berhubungan dengan sumur Zamzam di Makkah.

Menurut riwayat, Maulana Mansur, seorang wali lokal yang dimakamkan di Cikaduwen, pulang dari Makkah melalui Zamzam dan muncul di sumur ini. Dan sampai sekarang masih ada kyai di Jawa yang, menurut penganut mereka yang paling fanatik, setiap Jumat secara ghaib pergi sembahyang di Masjidil Haram.

Semua ini membuktikan betapa kuatnya peranan haji dan hubungan dengan Makkah sebagai legitimasi kekuasaan atau keilmuan seseorangdalam pandangan orang Jawa. Penilaian orang Jawa yang begitu tinggi terhadap Makkah sebagai pusat spiritual tidak terbatas pada kalangan santri saja.

Kasus yang paling menarik dari tokoh yang belakangan 'dihajikan' oleh pengagumnya adalah Aji Saka, pencipta mitologis budaya Jawa. Menurut suatu naskah Jawa, yang ditemukan di Kediri pada pertengahan abad ke-19, Aji Saka pergi keMakkah dan memperoleh ilmu dari Nabi Muhammad.

Yang lebih mengagetkan lagi, orang Tengger, yang konon menganut agama Hindu Jawa, juga pernah mengaku demikian. Menurut legenda Tengger ini, Aji Saka pada awalnya memperoleh ilmu dari Antaboga, sang raja naga. Setelah dikembalikan ke rumah kakeknya, Kiai Kures (Quraisy), sang kakek melihat cucunya menjadi luar biasa cakap. "Tetapi ada satu yang masih lebih cakap dari ia", ujar Antaboga, "namanya adalah Muhammad dan tempat tinggalnya Makkah. Kirimlah cucumu kepada beliau agar menambah ilmu."

Aji saka kemudian dikirim ke Makkah, dan di sana berguru kepada Nabi Muhammad. Setelah selesai belajar, Muhammad memberikannya sebuah kropak (buku lontar) dan pangot (pisau untuk menulis atas lontar), dan mengirimnya kembali ke Timur.
ilustrasi : Foto Makkah tempo dulu
 Sumber : Republika, Artikel tentang Makkah, Mitologi Jawa, Dalam Kajian Peneliti Belanda

Fakta Unik Sumur Zamzam Berdasarkan Penelitian Para Ahli


Fakta Unik Sumur Zamzam. Zamzam ( زمزم) dalam bahasa Arab mengandung arti : banyak, melimpah-ruah. Umat Islam menganggap Air zamzam ini sebagai air suci. Air Zamzam adalah sumur yang berasal dari mata air yang ada di sekitar Masjidil Haram, letaknya di sebelah tenggara Ka’bah, kedalaman air zamzam ini sekitar 42 meter. Berdasarkan dari salah satu riwayat, mata air itu ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar setelah berlari-lari bolak-balik antara bukit Safa dengan bukit Marwah ketika mencari air, itu atas petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Ismail putera Siti Hajar yang saat itu masih bayi, mengalami kehausan di tengah padang pasir, sementara persediaan air tidak ada.Tidak ada yang tahu persis bagaimana telaga zam-zam ini bisa mengeluarkan puluhan juta liter pada musim haji dan anehnya lagi sumur zamzam ini tidak pernah mengalami kekeringan. Ini sungguh karunia Allah atas kemaha kuasaan-Nya. Berawal dari kisah keluarga di atas muncul lah air zamzam yang bermanfaat sampai sekarang.

Berapa banyak air zam-zam yang di ambil setiap kali musim haji? Mari kita kira secara acak, Jemaah haji yang datang dari seluruh dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah lebih kurang dua juta orang.

Semua jemaah diberi 5 liter air zamzam ketika pulang ke tanah airnya, jika 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5 liter air zam-zam ke negaranya, ini saja sudah menjadi 10 juta liter.

Disamping itu sepanjang berada di Mekah dan kebanyakan jamaah tinggal 25 hari dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari maka jumlahnya sudah 50 juta liter.


Berikut ini dia fakta sejarah tentang keunikan sumur zamzam yang kami rangkum dari beberapa sumber terpercaya:

Pada tahun 1971, seorang dokter dari Mesir mengatakan kepada koran di Eropa bahwa air zam-zam tidak sehat untuk diminum. Pendapatnya berdasarkan bahwa kota Mekah itu ada di bawah garis permukaan laut, Air Zamzam itu berasal dari air limbah penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari sumur air zamzam.

Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal yang kemudian memerintahkan Menteri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini dan mengirim sampel air zam-zam ke Laboratorium-laboratorium di Eropa untuk diuji. Tariq Hussain seorang insinyur kimia yang bekerja di Institut Penyaringan Air Laut untuk diminum di Jedah, mendapat tugas menyelidikinya. Pada saat memulai tugasnya Tariq belum ada gambaran bagaimana sumur air zam-zam bisa menyimpan air yang begitu banyak seperti tidak ada batasnya.

Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat terkejut ketika melihat bahwa ukuran "kolam" sumur itu hanya 18 x 14 kaki saja (Kira-kira 5 x 4 meter). Tidak terbayang bagaimana sumur sekecil ini bisa mengeluarkan jutaan Galen air setiap kali musim haji, dan ini terjadi sejak ribuan tahun yang lalu semenjak zaman Nabi Ibrahim AS.

Penelitian menunjukkan bahwa mata air zam-zam bisa mengeluarkan air sebanyak 11-18 liter air per detik, dengan demikian setiap menit 660 liter air akan dihasilkan, itulah yang mengejutkan. Tariq mulai mengukur kedalaman air sumur dan meminta asistennya masuk ke dalam air, ternyata air sumur itu hanya mencapai sedikit di atas bahu pembantunya yang tinggi tubuhnya 5 kaki 8 inci.

Lalu dia menyuruh asistennya untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran pipa di dalamnya. Setelah memeriksa dari satu tempat ke tempat lainnya, ternyata tidak menemukan apapun!. Dia berpikir mungkin saja air sumur ini diambil dari luar melalui saluran pompa berkapisiti besar, jika itu keadaannya maka dia dapat melihat turun-naiknya permukaan air secara tiba-tiba.

Tapi dugaannya meleset, dia tidak menemukan gerakan air yang mencurigakan, juga tidak menemukan ada alat yang bisa mendatangkan air dalam jumlah besar. Selanjutnya dia minta asistennya masuk lagi ke dalam sumur, lalu menyuruh berdiri dan diam ditempatnya sambil mengamati sekelilingnya.

Perhatikan dengan cermat dan laporkan apa yang terjadi walau sekecil apapun, setelah melakukan proses ini dengan cermat, asistennya tiba-tiba mengangkat kedua tangannya sambil berteriak: "Alhamdulillah, Saya menemukannya! Pasir halus menari-nari di bawah telapak kakiku, dan air itu keluar dari dasar sumur ".

Lalu asistennya diminta berputar mengelilingi sumur ketika tiba saat pemompaan air (untuk disalurkan ke tempat distribusi air) terjadi. Dia merasakan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya seperti sebelum periode pemompaan. Aliran air yang keluar besarnya sama di setiap titik di semua daerah, ini menyebabkan permukaan sumur itu tetap tidak ada guncangan yang besar.
Air Zam zam mengandung Zat Anti Kuman (Anti Oksidan) tinggi
Hasil penelitian sampel air di Eropa dan Arab Saudi menunjukkan bahwa air zam-zam mengandung zat fluorida yang ada daya efektif membunuh kuman, sama seperti sudah mengandung obat. Lalu perbedaan air zam-zam dibandingkan dengan kandungan pada air sumur lain di Mekah dan sekitarnya Arab adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium. Isi kedua-kedua zat mineral itu sedikit lebih banyak pada air zam-zam, mungkin sebab itulah air zam-zam dapat menyegarkan bagi jamaah yang kelelahan dan dehidrasi.

Keistimewaan lain komposisi dan rasa kandungan garam pada air zamzam selalu stabil dari mulai sejak terbentuknya sumur ini. Rasanya "selalu terjaga, diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang setiap tahun. Dapat Menyembuhkan Penyakit Nabi saw menjelaskan: "Sesungguhnya, air zam-zam ini air yang sangat diberkahi, itu adalah makanan yang mengandung gizi".
Nabi S.A.W. menambahkan:  
"Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ini adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail ".
(HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).

Rasulullah (SAW) pernah mengambil air zam-zam dalam sebuah kendi dan wadah dari kulit, kemudian membawanya kembali ke Madinah dan Air zam-zam itu digunakan Rasulullah (saw) untuk memercikkan kepada orang sakit dan kemudian disuruh meminumnya. Dalam penelitian ilmiah yang dilakukan di laboratorium Eropa, terbukti bahwa air zamzam memang lain dari yang lain. Isi airnya berbeda dengan sumur-sumur yang ada di sekitar Makah.

Harga Kalsium dan garam Magnesiumnya lebih tinggi dibanding sumur lainnya, berkhasiat untuk menghilangkan rasa haus dan efek penyembuhan. Zat flourida pada Air Zam-zam berkhasiat pula menghancurkan kuman-kuman yang ada dalam kandungan airnya.

Fakta lain yang juga menakjubkan adalah tidak ada sedikit pun lumut di sumur air zam-zam ini. Di sana selalu terbebas dari kontaminasi kuman dan bahkan kotoran lain. Selanjutnya yang menjadi hal Ajaib di Sumur Zamzam pada saat semua sumur air di sekitar Mekah dalam keadaan kering, sumur air zam-zam tetap berair. Dan air zamzam memang tidak pernah kering sepanjang zaman dari waktu dahulu.

Beberapa ulama fikih merekomendasikan agar jamaah haji membawa air zamzam ketika pulang ke negaranya karena air zam-zam bisa jadi sebagai obat untuk penyembuhan.Ini terbukti banyak jemaah dari negara umat Islam manapun negara lain yang pernah merasakan keajaiban air zamzam.

Demikian uraian mengenai penelitian para ahli tentang fakta unik sumur zamzam. Mudah-mudahan ini membuka mata kita untuk melihat secara jelas tentang simbol keajaiban yang ditunjukan Alloh kepada manusia yang ada di muka bumi ini.

Dan jangan lupa baca trik tukang debus ketika main sulap yang dapat anda baca pada situs metafisika alam dan manusia.Semoga bermanfaat